ya, berkali-kali setiap melintasi jalan yg ada di makassar pasti harus melalui perempatan lampu merah. semenjak dulu pada saat berhenti menunggu giliran lampu hijau, sering sy melihat anak2 yg menjual koran, majalah dan ada juga hiasan yg dipajang untuk mobil, tak terkecuali sering juga ada anak yg meminta-minta. yah kadang melihat itu semua sy jadi merasa iba, bingung juga mau ngapain liat mereka, he...(^_*)
hari berganti hari ya namanya punya kendaraan sendiri namanya si vixy jadinya sering keluar lewati jalan kota yg penuh sesak dan macet. sebuah rutinitas yg sering kutemui ketika berhenti diperempatan lampu merah ya sekelompok anak penjual koran dan yang lainnya, semuanya mencari rejeki disetiap nyala merahnya lampu rambu lalu lintas.
tp beberapa akhir ini sesuatu berbeda dari biasanya. sering sy jumpai pula ada beberapa mahasiswa yg turun dipinggiran lampu merah dengan membawa dus berjalan disela sela motor dan mobil, dalam hati berkata mungkin lgi penggalangan dana buat bencana. tp sebenarnya yg saya lihat ternyata bukan untuk bantuan bencana, kayaknya untuk mendanai kegiatan organisasi mereka karena tak ada label bencana bantuan didus yg mereka bawa. sedih juga lihat mereka harus turun dijalan seperti itu. dalam benakku mereka ini organisatoris atau apa...kadang sy berpikir mereka tdk ada bedanya dengan anak2 yg sering minta2 dijalan(maaf kalau ucapan sy kasar, he). menurutku, sepertinya hal seperti itu tdk cocok buat mereka turun keperempatan lampu merah mencari dana untuk kegiatan organisasi mereka.
muncul pertanyaan menggelitik...
APAKAH INI BENTUK KREATIVITAS MEREKA MENCARI DANA? ATAU alih-alih karna sudah tak mampu lagi mereka mengeluarkan ide2 cemerlang dalam hal penggalangan dana.
sy kira banyak hal yg bisa dilakukan tanpa turun kelampu merah mengganggu pengendara jalanan. yaa...yaa...yaa semoga mahasiswa mendapatkan jati dirinya dalam mengabdikan arti tridharma perguruan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar